Truss..apa hubungan OSI Layer dengan BGP??

Jadi, jika kita mengacu ke OSI layer, maka BGP termasuk kedalam layer ke-3, yaitu network layer, karena dilihat dari cara kerjanya yaitu memilih jalur terbaik sebelum sesi komunikasi dilayani. BGP atau Border gateway Protocol merupakan protokol routing terpenting dalam membangun jaringan internet, protokol inilah yang menyatukan antar network provider di seluruh dunia. Kalau kita mengenal protokol routing RIP dan OSPF yang umumnya mengelola jaringan lokal, maka BGP-lah yang bisa menyatukan antar jaringan lokal tersebut.

MODEL OSI

OSI (Open System Interconnection) adalah arsitektur jaringan computer yang dikembangkan oleh ISO (International Organization for Standardization) pada tahun 1977 di Eropa. Model OSI memiliki 7 lapis, yaitu:
7. Application Layer
6. Presentation Layer
5. Session Layer
4. Transport Layer
3. Network Layer
2. Data-Link Layer
1. Physical Layer


Berikut ini merupakan gambar 7 lapis model OSI beserta Protokol Data Unit (PDU):

 
Adapun fungsi dari masing-masing layer tersebut adalah:
7.  Application Layer
Layer ke-7 yang berfungsi sebagai interface (antarmuka) dengan aplikasi dan  fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.
6. Presentation layer
Layer ke-6 yang berfungsi untuk menerjemahkan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokolnya: .jpeg, .doc, .ppt, dll.
5. Session Layer
Layer ke-5 yang berfungsi memeriksa apakah aplikasi me-request suatu informasi & mem-verifikasi layanan yang di-request pada server. Protocol dalam layer ini adalah: RPC
4. Transport Layer
Layer ke-4 yang berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadap paket-paket yang hilang di tengah jalan. Protocol dalam layer ini adalah: TCP/UDP
3. Network Layer
Layer ke-3 yang berfungsi untuk mengantarkan paket ketujuan, biasanya dikenal dengan Routing. Layer ini mengontrol paket yang akan dikirim ke data link layer dengan cara mencari route yang paling murah dan cepat. Fungsinya untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3. Protocol dalam layer ini adalah: IP
2. Data-Link layer
Pada layer ini data diterima dari network layer berupa Paket yang kemudian diencapsulasi menjadi Frame. Fungsinya untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Kemudian mengirimkan frame menurut topologi yang di gunakan. Protokol dalam layer ini: Frame relay, ATM.
1. Physical Layer

Pada layer ini data diterima dari data link layer berupa Frame yang dan diubah menjadi Bitstream  yang akan dikirim ketujuan berupa sinyal melalui media komunikasi. Pada penerima, layer ini akan mengubah sinyal dari pengirim menjadi Bit dan sebelum dikirim ke data link layer Bit diubah menjadi Byte. Protocol dalam layer ini adalah: RJ45

Panduan Configurasi MPLS

MPLS adalah salah satu model jaringan yang dapat digunakan untuk running pada jaringan agar dapat lebih meningkatkan performasi jaringan. Dengan menggunakan MPLS kita dapat menghilangkan atau menutupi kelmahan-kelemahan yang ada pada jaringan IP tradisional. Dalam distibusi data MPLS mempunyai kecepatan yang tinggi karena menggunakan sistem Label switching. Dengan menggunakan label switching paket-paket data akan keluar masuk dengan kecepatan yang tinggi karena banyak sekali proses yang dapat diringkas.
MPLS memiliki tujuan membawa teknologi IP yang memiliki sistem connectionless ke dalam sebuah teknologi IP yang memiliki sistem connection oriented dengan memanfaatkan teknik switching yang ada dalam teknologi ATM. MPLS merupakan cara yang efektif untuk menggabungkan teknologi IP dan teknologi ATM ke dalam sebuah jaringan backbone.
Konsep utama dari MPLS adalah, melabeli semua data yang masuk kedalam jaringan MPLS. Dalam jaringan MPLS data akan di berikan label yang berfungsikan utuk menentukan jalur Routing dan pembedaan seseai dengan prioritas-prioritas masing-masing. Tekni ini biasa dikenal dengan Label Switch.
Dari routing network layer, setiap paket hanya dianalisa sekali di dalam router di mana paket tersebut masuk ke dalam jaringan untuk pertama kali. Router tersebut berada di tepi dan dalam jaringan MPLS yang biasa disebut dengan Label Switching Router (LSR). Dengan teknik MPLS maka akan mengurangi teknik pencarian rute dalam setiap router yang dilewati setiap paket, sehingga pengoperasian jaringan dapat dioperasikan dengan efektif dan efisien mengakibatkan pengiriman paket menjadi lebih cepat.
Dalam jaringan MPLS terdiri dari LSR (Label Switch Router) ingress dan egress, LSR ingres yaitu router masuknya data pada jaringan MPLS sedangkan LSR egres adalah router keluaran pada jaringan MPLS. Router dalam melakukan routingnya selalu berdasarkan LFIB (Label Forwarding Information Base)
Berikut adalah configurasi pada jaringan MPLS

Langkah pertama adalah:

Memberikan IP pada masing-2 router.
1. 192.168.2.2/24
2. 3.1/24
3. 2.1/24
4. 3.2/24
5. 1.2/24
6. 6.2/24
7. 4.1/24
8. 5.1/24
9. 1.1/24
10. 6.1/24
11. 4.2/24
12. 5.2/24
13. 7.1
14. 7.2
15. 8.1
16. 8.2
17. 9.1
18. 9.2

Kemudian melakukan:
KONFIGURASI IP INTERFACE LOOPBACK
Core1 : 192.168.100.2/32
Core2 : 192.168.100.4/32
Core3 : 192.168.100.5/32
PE1 : 192.168.100.1/32
PE2 : 192.168.100.3/32
Router#interface loopback0

Lanjutkan dengan:
KONFIGURASI IP INTERFACE LOOPBACK pada router Costomer
PUSAT_A : 202.147.192.1/32
PUSAT_B : 192.1/32
CABANG_A : 192.2/32
CABANG_B : 192.2/32

PING ROUTER DLM SATU NETWORK
Langkah setelah itu:

1. SETTING ROUTING DYNAMIC
PE1
router ospf 100
network 192.168.2.0 0.0.0.255 area 100 core
network 192.168.100.1 0.0.0.0 area 100 loopback PE1
PE2
router ospf 100
network 192.168.3.0 0.0.0.255 area 100 core
network 192.168.100.3 0.0.0.0 area 100 loopback PE2
CORE1
router ospf 100
network 192.168.2.0 0.0.0.255 area 100 -> PE1
network 192.168.8.0 0.0.0.255 area 100 -> core2
network 192.168.9.0 0.0.0.255 area 100 -> core3
network 192.168.100.2 0.0.0.0 area 100 loopback core
CORE2
router ospf 100
network 192.168.7.0 0.0.0.255 area 100 -> core3
network 192.168.8.0 0.0.0.255 area 100 -> core1
network 192.168.100.4 0.0.0.0 area 100 loopback core
CORE3
router ospf 100
network 192.168.3.0 0.0.0.255 area 100 -> PE2
network 192.168.7.0 0.0.0.255 area 100 -> core2
network 192.168.9.0 0.0.0.255 area 100 -> core1
network 192.168.100.5 0.0.0.0 area 100 loopback core
CEK ROUTING
Periksa router
show ip route
PING (CORE. PE1.PE2)/ BACKBONE

2. AKTIFKAN BGP
PE1
router bgp 100
no synchronization
neighbor 192.168.100.3 remote-as 100
neighbor 192.168.100.3 update-source Loopback0
no auto-summary
PE2
router bgp 100
no synchronization
neighbor 192.168.100.1 remote-as 100
neighbor 192.168.100.1 update-source Loopback0
no auto-summary
cek status BGP
show ip bgp neighbors atau
show ip bgp summary
statusnya harus ESTABLISHED


Tunnel sudah terbentuk
3. AKTIFKAN MPLS
PE1
ip cef
mpls label protocol ldp
mpls ldp router-id loopback0 force
interface Ethernet 1/3
description *** Connection to core 1 ***
ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
mpls ip
PE2
ip cef
mpls label protocol ldp
mpls ldp router-id loopback0 force
interface Ethernet 1/3
description *** Connection to core 2***
ip address 192.168.3.2 255.255.255.0
mpls ip
Core 1
ip cef
mpls label protocol ldp
mpls ldp router-id loopback0 force
interface Ethernet 1/0
description *** Connection to PE1 ***
ip address 192.168.2.2 255.255.255.0
mpls ip
exit
ip cef
mpls label protocol ldp
mpls ldp router-id loopback0 force
interface Ethernet 1/2
description *** Connection to core 2 ***
ip address 192.168.8.2 255.255.255.0
mpls ip
exit
ip cef
mpls label protocol ldp
mpls ldp router-id loopback0 force
interface Ethernet 1/3
description *** Connection to core 3 ***
ip address 192.168.9.1 255.255.255.0
mpls ip
exit
Core 2
ip cef
mpls label protocol ldp
mpls ldp router-id loopback0 force
interface Ethernet 1/0
description *** Connection to core 1 ***
ip address 192.168.8.1 255.255.255.0
mpls ip
exit
ip cef
mpls label protocol ldp
mpls ldp router-id loopback0 force
interface Ethernet 1/1
description *** Connection to core 3 ***
ip address 192.168.7.2 255.255.255.0
mpls ip
exit
Core 3
ip cef
mpls label protocol ldp
mpls ldp router-id loopback0 force
interface Ethernet 1/0
description *** Connection to core 2 ***
ip address 192.168.7.1 255.255.255.0
mpls ip
exit
ip cef
mpls label protocol ldp
mpls ldp router-id loopback0 force
interface Ethernet 1/1
description *** Connection to PE2 ***
ip address 192.168.3.1 255.255.255.0
mpls ip
exit
ip cef
mpls label protocol ldp
mpls ldp router-id loopback0 force
interface Ethernet 1/2
description *** Connection to core 1 ***
ip address 192.168.9.2 255.255.255.0
mpls ip
exit
Cek Status MPLS
show mpls ldp neighbor
4. Konfigurasi Router Virtual
PE1 # sh run
ip vrf vpn1
rd 100 : 1 ; route distinghuser (pembeda)
route-target export 100 : 1
route-target import 100 : 1
ip vrf vpn2
rd 100 : 2
route-target export 100 : 2
route-target import 100 : 2
PE2
ip vrf vpn1
rd 100 : 1 ; route distinghuser (pembeda)
route-target export 100 : 1
route-target import 100 : 1
ip vrf vpn2
rd 100 : 2
route-target export 100 : 2
route-target import 100 : 2

5. Apply router Virtual ke Interface yang mengarah ke Customer
PE1
interface Ethernet 1/0
description ***koneksi ke PUSAT A***
ip vrf forwarding vpn1
ip address 192.168.1.2 255.255.255.0
exit
interface Ethernet 1/1
description ***koneksi ke PUSAT B***
ip vrf forwarding vpn2
ip address 192.168.6.2 255.255.255.0
PE2
interface Ethernet 1/1
description ***koneksi ke CABANG A***
ip vrf forwarding vpn1
ip address 192.168.4.1 255.255.255.0
exit
interface Ethernet 1/2
description ***koneksi ke CABANG B***
ip vrf forwarding vpn2
ip address 192.168.5.1 255.255.255.0
Cek Routing table Router Virtual
Pada PE1 & PE2
show ip ro vrf vpn1
show ip ro vrf vpn2
Salah satu interface Connected

6. Menambahkan Routing Static pada Routing Virtual
Perintah berikut menambahkan routing static ke arah PUSAT A DAN PUSAT B
PE1
Ip route vrf vpn1 202.147.192.1 255.255.255.255 192.168.1.1
Ip route vrf vpn2 202.147.192.1 255.255.255.255 192.168.6.1
Perintah berikut menambahkan routing static ke arah CABANG A DAN CABANG B
PE2
Ip route vrf vpn1 202.147.192.2 255.255.255.255 192.168.4.2
Ip route vrf vpn2 202.147.192.2 255.255.255.255 192.168.5.2
Cek tambahan routing static di router Virtual
Show ip ro vrf vpn1
Show ip ro vrf vpn2
Akan ada 3 baris routing, 1 Connected, 2 static
7. Aktifasi MP-BGP
PE1
Router bgp 100
Address-family vpnv4
Neighbor 192.168.100.3 activate
Neighbor 192.168.100.3 send-community both
Exit-address-family
Exit
PE2
Router bgp 100
Address-family vpnv4
Neighbor 192.168.100.1 activate
Neighbor 192.168.100.1 send-community both
Exit-address-family
Exit
Cek Status
Show ip bgp neighbors
Lihat pada bagian address-family, vpnv4 sudah aktif atau belum
Rotuing prefix MP-BGP :
Show running-config
“menyuntikkan” routing prefix untuk vrf vpn1 dan vrf vpn2 langsung terbentuk, sbb:
PE1# sh run
address-family ipv4 vrf vpn2
no synchronization
exit-address-family
!
address-family ipv4 vrf vpn1
no synchronization
exit-address-family
!
me-nyuntik-kan routing table vrf vpn1 yang static dan connected.
PE1
Router bgp 100
Address-family ipv4 vrf vpn1
Redistribute connected
Redistribute static
Router bgp 100
Address-family ipv4 vrf vpn2
Redistribute connected
Redistribute static
PE2
Router bgp 100
Address-family ipv4 vrf vpn1
Redistribute connected
Redistribute static
Router bgp 100
Address-family ipv4 vrf vpn2
Redistribute connected
Redistribute static
Cek Koneksi
PUSAT A : Ping 202.147.192.2
PUSAT B : Ping 202.147.192.2
CABANG A : Ping 202.147.192.1
CABANG B : Ping 202.147.192.1
telnet
Konfigurasi terminal line, virtual terminal dan password
PUSAT A dan PUSAT B
Line vty 0
Password passwordnya
CABANG A dan CABANG B
Line vty 0
Password passwordnya

Border Gateway Protocol Part. II

Setelah membahas tentang materi BGP pada postingan sebelumnya, maka postingan kali ini akan membahas mengenai konfigurasi BGP. Tapi, sebelum itu, kita harus punya emulatornya. Dalam postingan kali ini, emulator yang digunakan yaitu GNS3 dan IOS. Bisa di download di sini.
Setelah instal GNS3, langkah selanjutnya adalah membuat project BGP dasar dengan 3 router dan 2 AS.
1. Buka software GNS3 yang sudah terinstal
2. Klik edit, kemudian klik IOS images and hypervisors, di bagian settings tentukan Image file, yaitu tempat file IOS berada. klik open, kemudian tentukan platform IOS, disini kami memakai IOS 3700, kemudian di save lalu close.
3. Kemudian klik edit, preferences, dynamips, lalu klik test, dan selanjutnya ok. 
4. Mulai deh...setting topology jaringan BGP dengan memilih router sesuai dengan platform IOS yang kita pilih, misal: c3700.


Berikut merupakan topology jaringan yang akan kita setting BGP.
Berikut merupakan langkah-langkah untuk setting BGP
1. Setting Interface masing-masing router
Catatan: untuk konfigurasi routernya harus di start dulu, setelah itu klik kanan, lalu klik console. maka kita bisa mulai melakukan setting BGP.
Jakarta
Jakarta>enable
Jakarta#configure terminal
Jakarta(config)#interface serial 0/0
Jakarta(config-if)#ip address 20.20.20.1 255.255.255.252
Jakarta(config-if)#clock rate 64000
Jakarta(config-if)#no shutdown
Jakarta(config-if)#exit
Jakarta(config)#interface serial 1/0
Jakarta(config-if)#ip address 10.10.10.1 255.255.255.252
Jakarta(config-if)#clock rate 64000
Jakarta(config-if)#no shutdown
Jakarta(config-if)#exit

Bogor
Bogor>enable
Bogor#configure terminal
Bogor(config)#interface serial 0/0
Bogor(config-if)#ip address 20.20.20.0 255.255.255.252
Bogor(config-if)#no shutdown
Bogor(config-if)#exit

Malang
Malang>enable
Malang#configure terminal
Malang(config)#interface serial 0/0
Malang(config-if)#ip address 10.10.10.0 255.255.255.252
Malang(config-if)#no shutdown
Malang(config-if)#exit

2. Setting Loopback pada router Jakarta
Jakarta(config)#interface loopback 1
Jakarta(config-if)#ip address 1.0.0.1 255.0.0.0
Jakarta(config-if)#exit
Jakarta(config)#interface loopback 1
Jakarta(config-if)#ip address 2.0.0.1 255.0.0.0
Jakarta(config-if)#exit

3. Memberi routing OSPF pada router Jakarta dan Bogor
OSPF dilakukan untuk mencegah terjadinya looping. Dalam OSPF dikenal Router ID. Router ID adalah sebuah alamat IP yang digunakan untuk mengidentifikasi router dalam lingkungan OSPF. 
Jakarta
Jakarta(config)#router ospf 1
Jakarta(config-router)#network 20.20.20.0 0.0.255 area 0

Bogor
Bogor(config)#router ospf 1
Bogor(config-router)#network 20.20.20.0 0.0.255 area 0

4. Konfigurasi BGP pada masing-masing router
Jakarta
Jakarta(config)#router bgp 300
Jakarta(config-router)#network 1.0.0.0
Jakarta(config-router)#network 2.0.0.0
Jakarta(config-router)#neighbor 10.10.10.2 remote-as 300
Jakarta(config-router)#neighbor 20.20.20.2 remote-as 200
Jakarta(config-router)#exit

Bogor
Bogor(config)#router bgp 200
Bogor(config-router)#neighbor 20.20.20.1 remote-as 300
Bogor(config-router)#exit


Malang
Malang#configure terminal
Malang(config)#router bgp 300
Malang(config-router)#neighbor 10.10.10.1 remote-as 300

5. Setting IP Route pada masing-masing router
Jakarta
Jakarta#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 s0/0
Jakarta#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 s0/1

Bogor
Bogor#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 s0/0

Malang
Malang#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 s0/0

Setelah itu lakukan pengecekan dengan ping dari Bogor ke Malang












JARINGAN KOMPUTER


Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer berjumlah banyak yang terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya. Dua buah komputer misalnya dikatakan terkoneksi bila keduanya dapat saling bertukar informasi. Bentuk koneksi dapat melalui: kawat tembaga, serat optik,gelombang mikro, satelit komunikasi.
contoh jaringan komputer

Klasifikasi jaringan computer dilihat dari sisi geografisnya:
1.      LAN (Local Area Network)
Merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN sering kali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam suatu kantor untuk memakai bersama sumberdaya (resource, misalnya printer) dan saling bertukar informasi.
Contoh : jaringan di suatu kampus.
2.      MAN (Metropolitan Area Network)
Merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan TV kabel.
Contoh : jaringan pada suatu gedung dengan gedung lain.
3.      WAN (Wide Area Network)
Merupakan jaringan yang jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari sekumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program aplikasi pemakai.
Contoh : internet.

Konsep Logika WAN

Wide Area Network (WAN)  mempunyai konsep dasar yang sama dengan jaringan Local Area Network (LAN) dengan perbedaan pada:
  1. WAN mencakup daerah yang lebih luas -> dibutuhkan perangkat (hardware) di layer 1 dengan kualitas dan perlakuan khusus.
  2. Terdapat lebih banyak perangkat yang terhubung sehingga membutuhkan teknologi peroutingan yang lebih baik.
  3. Karena WAN digunakan oleh orang banyak maka dibutuhkan service untuk mendukung hal tersebut sehingga antar user tidak saling merugikan dan dirugikan
Konsep WAN secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Pada OSI Layer 1
Terdapat beberapa teknologi jaringan yang dapat mendukung penyampaian data secara jarak jauh antara lain:
  • Modem Analog
  • DSL
  • Internet Kabel
  • Optic
2. Pada OSI Layer 2
Pada layer 2 terdapat sebuah protokol yang dapat memungkinkan data dikirimkan pada beberapa media yang berbeda. Protokol yang sering dipakai antara lain:
  • PPP
  • HDLC
  • Frame Relay
  • ATM
3. Pada OSI Layer 3
Layer 3 merupakan inti dari peroutingan, disini terdapat alamat IP yang menentukan alamat logic suatu host, alamat tersebutlah yang digunakan untuk peroutingan. Protokol peroutingan yang sering digunakan adalah:
  • RIP
  • OSPF
  • IS-IS
  • BGP
4. Potokol Pendukung
Selain protokol yang terdapat pada masing-masing layer, terdapat pula protokol yang terletak diantara beberapa layer atau protokol pendukung protokol utama, contoh:
  • MPLS
  • TLDP
  • LDP
  • RSVP-TE
5. Service Pendukung
Service digunakan untuk mengatur user sehingga tidak saling merugikan atau bisa juga digunakan untuk billing penggunaan bandwith oleh user.
  • apipe
  • cpipe
  • VPRN
  • VRRP
  • IES
  • SDP, dll
Service juga bisa digunakan untuk membangun jaringan secara logical antar router atau dalam satu router. Nama untuk service biasanya tergantung oleh vendor yang membuat router seperti Alcatel, Cisco, dan Juniper.

Jaringan Wide Area Network merupakan suatu jaringan yang sangat besar, atau bisa dibilang jaringan internet (hubungan antar  jaringan). Namun jaringan tersebut bisa dipecah-pecah lagi kedalam jaringan yang lebih kecil yang mempunyai istilah tertentu yaitu:
Urut dari yang paling besar:
Internet -> Autonomous System (AS) -> IGP -> VLAN -> Host (user)
Uraian diatas merupakan suatu gambaran dari suatu jaringan WAN dengan berbagai unsur yang membangunnya.

Border Gateway Protocol Part. I


        Border Gateway Protocol atau yang biasa disebut BGP adalah routing protocol yang digunakan untuk membangun koneksi antar AS. Dengan BGP, router dapat melakukan pertukanran rute dari dan keluar jaringan local AS. Jika untuk berkomunikasi dengan router yang berada di satu AS, menggunakan OSPF atau RIP, maka BGP disini menghubungkan jaringan-jaringan local tersebut agar dapat berhubungan dengan router dari AS tetangganya.
       Tujuan menggunakan BGP adalah untuk memperkenalkan pada jaringan di luar AS tentang alamat-alamat IP yang ada pada jaringannya tersebut, sehingga perangkat dalam jaringan local seperti server, PC, dan perangkat lainnya dapat dijangkau oleh jaringan luar. Routing BGP juga berfungsi untuk mengumpulkan informasi dari dunia luar.

1. Ciri-ciri BGP:
  1. BGP merupakan protocol routing dimana dia akan memilih jalur terbaik sebelum dilakukannya sesi komunikasi, proses ini disebut dengan path selection.
  2. Routing table dikirim secara penuh pada awal sesi dimulainya BGP, sedangkan update routing table hanya bersifat incremental.
  3. Port yang digunakan oleh BGP adalah 179.
  4. BGP memiliki atribut sinyal  keep alive yang berfungsi untuk menjaga koneksi atar peer.
  5. Metrik atau attribute yang dimiliki BGP untuk melakukan path selection sangat kompleks, dan manipulasi dapat dilakukan dengan sangat fleksible.
  6. Perubahan status pada BGP dapat terjadi jika adanya kegagalan dalam menemukan sinyal keep alive, routing update, dll.
  7. BGP memeiliki routing table sendiri yang berisi info prefix-prefix routing yang diterima dari router BGP lain.
  8. Attribute BGP dapat dimanipulasi, melihat bahwa path selection pada BGP dilihat dari prioritas attributnya itu sendiri.
2. Jenis BGP
      1. IBGP (Internal Border Gateway protocol)
           IBGP merupakan routing yang dilakukan antar sesame router internal yang memiliki no AS yang sama. Tujuannya adalah memungkinkan router dalam satu AS untuk saling bertukar informasi atau rute jaringan luar.

       2. EBGP (Eksternal Border Gateway Protocol)
       Sedang EBGP adalah routing yang dilakukan antar jaringan yang memiliki no AS yang berbeda, tujuannya yaitu memudahkan pendistribusian informasi routing dari jaringan luar.

3. Paket-paket pesan BGP
       BGP memiliki paket-paket pesan yang berfungsi untuk pembentukan sesi komunikasi BGP. Paket-paket pesan tersebut antar lain:
      1. Open Message
     Merupakan paket pembuka yang dikirimkan ke router neighbor untuk memulai sesi  
     komunikasi. Open Message berisi BGP version number, AS number, hold time, dan 
     Router ID.
      2. Keep Alive
     Bertugas untuk menjaga komunikasi yang telah terbentuk, keep alive akan dikirim 
     secara periodic oleh masing-masing router yang sedang berkomunikasi. Kapasitas keep <$2Fspan>
     alive adalah 19 byte dan tidak berisi apa-apa.
      3. Notification Message
     Berfungsi untuk menginformasikan adanya error, paket ini berisi field-field jenis error 
     yang terjadi.
      4. Update Message
     Merupakan paket pesan utama yang membawa informasi rute-rute yang ada. Paket ini 
    berisikan informasi tentang rute BGP yang ada. Update Message mempunyai 3 komponen, 
    yaitu Network Layer Reachbility Info (NLRI), path attribute, dan withdrawn router.

4. Atribut BGP
       BGP memiliki attribute yang digunakan sebagai parameter untuk menentukan path selection. Selain itu atribut BGP juga berfungsi untuk mengatur keluar masuknya routing update dari rute-rute tetangga. Adapun atribut BGP adalah sebagai berikut:

1. Origin
    - "i", jika sumbernya berasal dari router BGP jaringan router local. I untuk interior.
    - "e", jika sumbernya beraal dari luar jaringan local.
    - "?", incomplete, artinya rute didapat dari hasil redistribusi dari protokol lain.

2. AS_Path
        Atribut ini menunjukkan perjalanan paket dari awal hingga berakhir di tempat Kita. Perjalanan paket ini ditunjukkan secara berurut dan ditunjukkan dengan menggunakan nomor-nomor AS. Dengan demikian, akan tampak melalui mana saja sebuah paket data berjalan ke tempat Kita.

3. Next Hop
      Next hop sesuai dengan namanya, merupakan atribut yang menjelaskan ke mana selanjutnya sebuah paket data akan dilemparkan untuk menuju ke suatu lokasi. Dalam EBGP-4, yang menjadi next hop dari sebuah rute adalah alamat asal (source address) dari sebuah router yang mengirimkan prefix tersebut dari luar AS. Dalam IBGP-4, alamat yang menjadi parameter next hop adalah alamat dari router yang terakhir mengirimkan rute dari prefix tersebut. Atribut ini juga bersifat Wellknown Mkitatory.
4. Multiple Exit Discriminator (MED)
      Atribut ini berfungsi untuk menginformasikan router yang berada di luar AS untuk mengambil jalan tertentu untuk mencapat si pengirimnya. Atribut ini dikenal sebagai metrik eksternal dari sebuah rute. Meskipun dikirimkan ke AS lain, atribut ini tidak dikirimkan lagi ke AS ketiga oleh AS lain tersebut. Atribut ini bersifat Optional Nontransitive.

5. Local Preference
      Atribut ini bersifat Wellknown Discretionary, di mana sering digunakan untuk memberitahukan router-router BGP lain dalam satu AS ke mana jalan keluar yang di-prefer jika ada dua atau lebih jalan keluar dalam router tersebut. Atribut ini merupakan kebalikan dari MED, di mana hanya didistribusikan antar-router-router dalam satu AS saja atau router IBGP lain.

6. Atomic Aggregate
Atribut ini bertugas untuk memberitahukan bahwa sebuah rute telah diaggregate (disingkat menjadi pecahan yang lebih besar) dan ini menyebabkan sebagian informasi ada yang hilang. Atribut ini bersifat Wellknown Discretionary.

7. Aggregator
    Atribut yang satu ini berfungsi untuk memberikan informasi mengenai Router ID dan nomor Autonomous System dari sebuah router yang melakukan aggregate terhadap satu atau lebih rute. Parameter ini bersifat Optional Transitive.

8. Community
    Community merupakan fasilitas yang ada dalam routing protokol BGP-4 yang memiliki kemampuan memberikan tag pada rute-rute tertentu yang memiliki satu atau lebih persamaan. Dengan diselipkannya sebuah atribut community, maka akan terbentuk sebuah persatuan rute dengan tag tertentu yang akan dikenali oleh router yang akanmenerimanya nanti. Setelah router penerima membaca atribut ini, maka dengan sendirinya router tersebut mengetahui apa maksud dari tag tersebut dan melakukan proses sesuai dengan yang diperintahkan. Atribut ini bersifat Optional Transitive.

9. Originator ID
        Atribut ini akan banyak berguna untuk mencegah terjadinya routing loop dalam sebuah jaringan. Atribut ini membawa informasi mengenai router ID dari sebuah router yang telah melakukan pengiriman routing. Jadi dengan adanya informasi ini, routing yang telah dikirim oleh router tersebut tidak dikirim kembali ke router itu. Biasanya atribut ini digunakan dalam implementasi route reflector. Atribut ini bersifat Optional Nontransitive.

10. Cluster list
     Cluster list merupakan atribut yang berguna untuk mengidentifikasi router-router mana saja yang tergabung dalam proses route reflector. Cluster list akan menunjukkan path-path atau jalur mana yang telah direfleksikan, sehingga masalah routing loop dapat dicegah. Atribut ini bersifat Optional Nontransitive.

11. Weight
     Atribut yang satu ini adalah merupakan atribut yang diciptakan khusus untuk penggunaan di router keluaran vendor Cisco. Atribut ini merupakan atribut dengan priority tertinggi dan sering digunakan dalam proses path selection. Atribut ini bersifat lokal hanya untuk digunakan pada router tersebut dan tidak diteruskan ke router lain karena belum tentu router lain yang bukan bermerk Cisco dapat mengenalinya. Fungsi dari atribut ini adalah untuk memilih salah satu jalan yang diprioritaskan dalam sebuah router.

Routing di Internet


Router merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menghubungkan 2 jaringan yang berbeda, sedangkan proses  untuk menghubungkannya disebut  routing.


Routing
         Routing adalah suatu proses memilih jalur atau rute terbaik lalu memforward paket data dari router asal agar sampai ke tujuan. Untuk mengetahui tujuannya, digunakan IP address, yaitu alamat IP untuk mengenali alamat mana yang akan ditujunya.


Routing di bagi menjadi 2 yaitu routing statis dan routing dinamis.
a. Routing Statis 
            Routing Statis adalah proses pembuatan rute atau jalur dengan manual, yaitu administrator jaringan harus mensetting pembuatan jalur atau konfigurasi secara manual. Konfigurasi routing static, menggunakan perintah ip route lalu diikuti parameter network, mask, destination address, interface, dan jarak/distance.
            Routing statis biasanya dilakukan pada jaringan dengan skala kecil, jika kita menggunakan routing statis pada jaringan skala besar, maka cara ini tidak efisien. Karena administrator jaringan harus membuat rute-rute pada setiap router secara manual.

b. Routing Dinamis
             Sedangkan routing dinamis, yaitu proses pemilihan jalur dimana router 1 akan belajar dari router lain yang telah disetting awal. Jadi routing dinamis dapat berubah sesuai dengan kondisi yang diinginkan dengan parameter tertentu sesuai dengan protokolnya.

Untuk melakukan routing dinamis dibutuhkan beberapa informasi agar paket data bias sampai ke tujuan yang benar, yaitu :
  1. Alamat tujuan atau destination address. Yaitu IP addres router tujuan.
  2. Mengenal sumber informasi dari mana sumbernya dan kemana tujuannya yang kemudian akan dimasukkan ke tabel routing.
  3. Menemukan rute mana saja yang dapat dilewati agar sampai ke tujuan.
  4. Memilih rute terbaik yang*dapat dilewati.;/li>
  5. Menjaga informasi routing yaitu menjaga jalur atau rute yang sudah diketahui dan yang sering terjadi.
Routing protocol
       Routing protocol mengizinkan komunikasi antar jaringan. Tujuannya adalah mengisi routing tabel, mencari rute terbaik yang akan dilewati untuk pengiriman paket data, serta pengupdatean routing tabel. Routing tabel akan diupdate jika ada suatu jalur yang sudah tidak valid atau tidak dapat dipakai, maka jalur tsb harus dihapus, dan akan dilakukan pembuatan jalur baru. Lalu penghapusan suatu jalur dan pembuatan jalur baru tsb akan diupdate di routing tabel.
Isi dari routing tabel adalah sbb:
  1. Subnet number, contoh : 172.200.100.0
  2. Interface out, yaitu kemana paket akan di forward dan dikirim ke subnet tsb.
  3. IP address dr hop-hop yang akan dilewati untuk sampai ke tujuan.
Tujuan adanya routing protocol antara lain :
  • Mempelajari dan mengisi routing tabel.
  • Memilih jalur terbaik jika ada lebih dari 1 node yang akan dilewatinya.
  • Memberikan notifikasi jika ada lintasan yang sudah tidak valid, dan menghapusnya.
  • Mengupdate informasi routing tabel
  • Mencegah terjadinya routing loop.
Routed protocol adalah protocol yang digunakan untuk addressing atau pengalamatan. Karena tujuannya untuk pengalamatan, maka protocol ini digunakan pada end device seperti laptop, mobile device, dll. Contoh dari protocol ini adalah IP, UPX, dll.
  
Algoritma Routing Protocol
Beberapa hal yang perlu diketahui sebelum mengenal algoritma routing, yaitu :
1. Autonomous System (AS)
       AS adalah sekumpulan network yang dimiliki oleh suatu organisasi yang diberikan sebuah network address oleh Ip yang disebut dengan no AS. Contohnya adalah jaringan kampus UMM, ISP Regional, dll.
         Dalam sebuah AS, terdiri dari beberapa router yang saling berhubungan. Router-router tersebut hanya berhubungan dengan router dalam AS dan mengetahui jalur di dalam AS tersebut.  Router menggunakan routing protocol untuk secara dinamis menemukan jalur/rute, membangun routing table, dan membuat keputusan tentang bagaimana harus mengirim paket melalui internetwork. 
      Dalam setiap AS terdapat 1 router yang dapat menghubungkan suatu AS dengan jaringan luar atau dengan AS lain yang di sebut dengan AS border Router. Router border berada di perbatasan, dan router ini juga berfungsi untuk memaintain informasi router yang berada di dalam AS.
Beberapa routing protocol yang dipakai adalah
  • IGP (Interior Gateway Protocol)   : Protocol yang digunakan untuk routing di dalam AS. Contoh : OSPF, RIP.
  • EGP(Exterior Gateway Protocol)  : Protocol yang digunakan untuk routing antar AS yang berbeda. 
  • BGP(Border Gateway Protocol)    : Pengembangan dari EGP. 
2. Intradomain Routing VS Interdomain Routing
       Intradomain Routing 
       1.  Routing di dalam suatu AS 
       2. Protokolnya disebut Intergateway Protocol (IGP)
       3. Protocol yang sering dipakai           
           - RIP (Rouitng Information Protocol)
           - OSPF (Open Shortest Path First)
           - IS-IS (Intermediate System To Intermediate System)

Interdomain Routing
1. Routing yang dilakukan untuk menghubungkan jaringan-jaringan yang mempunyai AS yang berbeda
2. Ada 1 dedicated router di tiap AS untuk menangani trafik interdomain.
        3. Protokolnya disebut EGP (Exterior Gateway Protocol)
4.   Protocol yang sering di pakai
     - EGP
     - BGP (Border Gateway Protocol)

        3. Komponen Algoritma Routing
  1. Prosedur untuk mengirimkan dan menerima mengenai informasi jangakauan ke router lain. 
  2. Prosedur untuk mengkalkulasi rute optimal. Tujuan : Diberikan suatu jaringan dimana tiap link dialokasikan suatu cost. Cari lintasan dg cost paling rendah antara dua jaringan dengan cost minimum
  3. Prosedur untuk mencapai dan mempromosikan perbuahan teknologi.  
4.  Algoritma Dasar Routing
  • Distance Vector Routing
  • Link State Routing
Distance Vector Routing
                 Cara kerja algoritma ini adalah dengan mengcopy tabel routing dari router ke router, dan mengupdate tabel routing. Jadi tiap node hanya mempunyai informasi hop berikutnya. Sebagai contoh, ada tukang pos yang ditugaskan untuk mengantar barang ke rumah seseorang. Tukang pos hanya diberitahu arah-arah mana saja untuk sampai ke tujuan tanpa diberitahu informasi adanya informasi jalan rusak atau jalan yang ditutup. Contoh algoritma ini adalah algoritma Bellman-Ford.  Protokol yang menggunakan algoritma  ini adalah RIP, GGP, EGP, dan IGRP. Kekurangan dari algoritma ini adalah jika informasi arah tidak lengkap, maka akan terjadi miss, selain itu jika arah yang diberikan tidak benar, maka rentan terjadinya kesalahan routing.
Link State Routing
       Pada Algoritma ini setiap node akan diberikan peta yang lengkap dri topologi, sehingga jika terjadi node gagal(fail), tiap node dapat mengkalkulasi node baru. Diasumsikan bahwa si tukang pos diberikan peta untuk mencapai tujuan, sehingga jika ada jalan rusak atau ditutup maka dia dapat mencar jalan lain. Contoh algorima yang menggunakan link state adalah algoritma djikstra. Protocol yang menggunakan algoritma ini antara lain IS-IS, OSPF. Link State dirasa sangat efektif, tetapi tetap memiliki kekurangan yaitu node perlu mempunyai pandangan yang konsisten.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review